“Lalu, kemana saya harus menyumbang?”

Tidak pernah disangka, artikel pertama yang di posting di blog ini (Apa yang tidak anda lihat di Gaza) menerima perhatian yang lebih besar dari dugaan.

Saya pribadi merasa berterima kasih bagi lebih dari 150 ribu pembaca sudah meluangkan waktu mereka untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang sebenarnya terjadi di Gaza. Hal ini tentu membuat saya tertarik untuk mentranskrip wawancara-wawancara lain yang mungkin akan saya lakukan di masa depan dalam tugas saya sebagai jurnalis. Tidak terbatas pada isu Gaza dan Palestina saja, tetapi juga isu-isu lain yang sedang hangat dibicarakan.

Namun, kembali ke artikel tentang Palestina tadi, pertanyaan yang paling sering yang saya dapat dari pembaca adalah “Lalu, kemana saya harus menyumbang?”. Terus terang, awalnya saya agak ragu mau memberikan rekening tertentu, karena takut diterima oleh pembaca sebagai rekening yang sudah pasti aman, dan tidak perlu di cek lagi. Padahal yang paling penting adalah untuk melatih kita untuk lebih kritis dalam memberikan sumbangan. Bukan karena kita pilih-pilih mau bantu siapa, tapi karena peduli bahwa bantuan benar-benar tiba pada mereka yang memang perlu dibantu.

Harapannya, kita terbiasa mencari info dan tidak malu bertanya pada pihak penampung sumbangan kemana dan bagaimana sumbangan tersebut dibagikan. Dengan begitu, mereka yang “pura-pura” menampung sumbangan, atau menampung untuk alasan politis, atau alasan palsu apapun, dengan sendirinya akan hilang dari peredaran.

Kembali ke pertanyaan “Lalu, kemana saya harus menyumbang?”.

Di dalam wawancara, salah satu pihak yang dikatakan paling aktif bergerak di dalam Palestina adalah UNRWA (United Nations Relief and Works Agency) yang tidak hanya memberikan bantuan kebutuhan dasar, tapi juga pendidikan, dan bantuan pendanaan bagi warga disana. Melalui website unrwa.org, kita bisa menyumbang langsung ke UNRWA menggunakan kartu kredit kita. Bahkan, kita bisa membuatnya menjadi sumbangan rutin (bulanan). Akan diapakan uangnya? UNRWA dengan cukup jelas memberi pilihan bagi penyumbang, bagaimana uang tersebut ingin digunakan, yang menurut saya membuatnya cukup unik, karena sangat spesifik. Seberharga apa uang sumbangan saya? Inipun cukup jelas digambarkan dengan menuliskan bahwa $34 bisa memberi makan sebuah keluarga selama sepekan, dan $240 berarti menyediakan air bersih bagi ratusan orang. Semua informasi tersedia online di unrwa.org

Ada cara lain yang disarankan kedutaan Palestina, yaitu melalui Prakarsa Persahabatan Indonesia Palestina yang diketuai oleh Bpk. Din Syamsuddin. Sumbangan diberikan melalui Lembaga Dialog CDCC (Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations). Kedutaan memastikan bahwa dana sumbangan, terpisah dari dana operasional CDCC sendiri.

Keterangan rekening mereka:

Nama: Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations

Bank: Bank Mandiri, Cab. Cut Meutia

No.Rek: 123-00-04869584

Adapun link untuk mengetahui lebih lanjut tentang CDCC ini ada di cdccfoundation.org

Tentunya, kemanapun kita ingin menyumbang, sepenuhnya menjadi hak prerogatif kita. Apakah melalui dua jalur ini? Silakan. Apakah di luar dua pihak ini, juga sangat dipersilakan. Yang pasti, tanggung jawab kita tidak berhenti pada penentuan jumlah bantuan, tapi yang juga tidak kalah penting adalah penentuan saluran bantuan yang kita gunakan.

Oh ya, satu hal penting yang juga ingin saya ingatkan…. Seperti yang disebut dalam wawancara, bantuan ke Palestina tidak hanya dibutuhkan saat serangan berlangsung, tapi juga saat serangan sudah berhenti, hidup disana tetaplah sulit. Di sisi lain, kalimat itu mengingatkan bahwa masih ada daerah-daerah lain juga, yang jauh dari sorotan kamera media, tapi juga membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup setiap hari.

Semoga kita diberi kelegaan untuk membantu.